Lewati Jalur Barat dan Timur, Penyelundup BBL Bebas Bekerja Tanpa Hambatan

 

Foto: ist

BATAMSIBER.COM | BATAM - Diduga salah satu warga Pulau Bulang berinisial SD alias DT disinyalir sebagai Transporter atau penyelundup Benih Bening Lobster (BBL).


Pria ini pemasok BBL dari Jambi dan mengirimkannya ke malaysia, setelah tiba di Malaysia barang tersebut akan di kirim ke Singapura hingga ke Vietnam.


Informasi yang didapatkan, SD hingga saat ini tak tersentuh oleh aparat. Bahkan, ia kini menjadi buronan oleh Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau (Kepri).


"SD ini sudah tak asing di dunia BBL. Dia sempat DPO oleh Bea dan Cukai Khusus Kepri karena Speed Boat dan muatannya ditangkap bulan September kemarin,” kata salah seorang sumber, Senin (9/12/24).


SD pemasok atau Transporter BBL dari Jambi menggunakan 2 unit speed boat warna abu-abu muda, bermesin 200 PK x 4. Kapal ini di parkir di kawasan pulau Bulang.


"Jalur yang digunakannya jalur barat dan jalur timur. Jalur mana yang digunakan nanti tunggu informasi dari pelacak,” bebernya.


"Meski ditindak dan masuk DPO, penyelundup SD hingga saat ini tetap berjalan. Sebab, bisnis ilegalnya tersebut bekerjasama dengan salah satu oknum aparat.


"Oknum ini yang setting dilapangan dan handle. Jadi meski barangnya dan kapalnya ditangkap, dia tinggal beli mesin kapal baru lagi,” katanya.


"Menurut dia, penyelundupan BBL ini akan terus berlangsung hingga menimbulkan kerugian Negara dengan jumlah yang sangat besar.


“Makanya penyelundupan BBL ini tidak ada habisnya. Karena SD ini selaku Transporter tidak pernah ditangkap,” jelasnya.


"Menurut informasi yang berhasil diperoleh dari berbagai sumber, diduga pemilik benih bening lobster itu adalah seorang pengusaha batam berinisial IL alias JM atau akrab disapa AM. Untuk sekali transaksi, pengusaha tersebut membeli benih bening lobster jenis pasir atau mutiara itu dari jambi dengan harga Rp 15 ribu per ekor.


"Bahkan, benih bening lobster itu dijual dengan harga Rp 35 ribu per ekor sampai di Vietnam," pungkasnya. (Red)

Lebih baru Lebih lama