Pelabuhan Roro Telaga Punggur yang kerap dijadikan para penyelundup untuk menyeberang membawa barang ilegal. (Foto: ist) |
BATAMSIBER.COM | BATAM - Dibalik kegiatan penyelundupan barang-barang ilegal yang baru saja digagalkan oleh tim gabungan pada Selasa (12/12/2023) kemarin di Pelabuhan Roro Telaga Punggur, mencuat salah satu nama pria berinisial AH.
AH merupakan bos atau aktor sekaligus pemilik dari barang-barang selundupan yang dikirim lewat pelabuhan Roro Telaga Punggur dengan menggunakan puluhan armada Mobil Toyota merek Kijang Innova.
Sementara itu, untuk melancarkan aksi penyelundupan di Pelabuhan Roro Telaga Punggur, AH menggandeng salah satu pria berinisial SRT. Ia diketahui adalah oknum loreng yang membekingi kegiatan ilegal tersebut sekaligus koordinator lapangan.
Sumber menyebut modus praktik penyelundupan di Pelabuhan tersebut yakni modus jasa titipan (Jastip) atau barang pindahan. Pada umumnya mereka menggunakan armada mobil Toyota merek Innova yang sudah di modifikasi, Kamis (14/12/23).
"Mobil pribadi yakni Kijang Innova dimodif menjadi mobil barang untuk membawa barang yang seharusnya dikenakan pajak. Namun parahnya oknum petugas di Pelabuhan diduga ikut bermain sehingga barang-barang tersebut lolos tanpa membayar pajak ke negara," jelasnya.
Salah satu pekerja yang pernah membawa barang tersebut mengatakan bahwa barang-barang awalnya dimuat di sekitar Jodoh dan Nagoya dengan upah satu trip sebesar Rp 2,9 juta sampai Rp 3,2 juta.
"Adapun barang tersebut akan dibawa ke Tanjungpinang dengan melewati pelabuhan Roro. Setiap trip kita dikenakan sebesar Rp 400 ribu untuk biaya operasional di pelabuhan dan dikoordinir oleh oknum aparat (SRT) untuk mengamankan di perjalanan," bebernya.
"Kami setiap trip dapat upah Rp 3,2 juta per trip. Namun uang itu bukan bersih sama kami. Selain ongkos untuk Roro juga beli minyak dan ada Rp 400 ribu untuk biaya operasional yang kami setorkan kepada oknum aparat," ujarnya.
Kata dia, barang-barang yang dibawa merupakan milik bos dengan inisial AH warga Tanjung Uban. Ada puluhan mobil mewah seperti Kijang innova yang rutin membawa barang dari Batam ke Tanjungpinang. Bahkan dirinya dulu sering membawa rokok tanpa cukai dan minuman keras yang dimuat didalam mobil.
"Selain barang-barang titipan kita juga pernah melihat didalam tumpukan dicampur dengan rokok dan miras. Kita hanya bawa dan kalau misalnya apes tertangkap, bos yang mengurusnya," ujarnya.
Menurutnya saat ini ada 35 unit mobil pribadi merek Kijang Innova yang disulap bawa barang dengan pemilik yang berbeda. Bahkan bos pemilik ada puluhan diantaranya inisial, AH, AC, AY, M, A, T dan lainnya.
"Pemilik barang tidak hanya satu orang, namun ada belasan pemilik dan mereka semua sudah ada koordinasi dengan oknum aparat agar mobil tersebut tidak diperiksa di pelabuhan. (Red/Tim)